Selasa, 18 Desember 2012
Remedial Bahasa Indonesia
Novel 1
Surat Kecil untuk Tuhan
Analisis Unsur Intrinsik :
• Tema : Perjuangan seorang Remaja melawan penyakit kanker Ganas
(Rabdomiosarcoma),tetapi memiliki semangat
untuk Hidup.
• Penokohan :
~Keke (Tokoh utama yang Berperan Sebagai
“Aku”) :
Seorang remaja yang aktif,cerdas,dan percaya diri.Memiliki
Keinginan dan cita-cita dirinya sendiri,walau hidupnya tidak akan lama-
Lagi.Hal ini
dapat dilihat dari
Bacaan hal 11 : “Satu Lagi kebiasaanku
setiap pulang sekolah
Sambil menunggu ayah selesai bekerja di kantor
sekolah.Aku
Sering ikut ekstrakulikuler volley dengan
kakak-kakak kelas dan kedua
Kakakku.Selain itu, aku juga suka ikut membantu
mereka untuk mem-
Buat Mading (Majalah Dinding).Kemudian aku
diarahkan oleh kakak
Kelasku menjadi team
Kreatif MADING karena kata mereka aku ber-
Bakat menggambar dan daya imajinasiku
tinggi.Bagitu kata mereka.”
~Ayah Keke (Dalam cerita Disebut “Ayah”) :
Seorang ayah yang bijaksana dan perhatian
kepada ketiga Anaknya.Hal ini
dapat dilihat dari Bacaan Hal 61 :
“Aku menolak di gigitan kedua, tetapi ayah
dengan setia berada disam-
pingku dan terus memberikan dukungan kepadaku
sambil merayuku untuk
memakan obat-obat herbal tersebut.’Ayo,
Keke…Dimakan sayang… kan
Kamu mau sembuh.Kita berangkat umroh sama-sama
nanti kalau kamu
Sembuh.Nanti di tanah suci kita bersyukur
kepada Allah karena kamu dibe-
rikan kesehatan.Kamu mau kan sayang…??? Kata
Ayah’
“
~Andi :
Pehatian dan Penyayang.Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 72. :
“Keke, Andi tau kamu marah terhadap keadaan! Tapi bukanlah menyiksa-
diri seperti ini bukanlah Keke yang sesungguhnya?! Keke yang sesu-
ngguhnya adalah orang yang Andi cintai dan seorang gadis yang tabah.Keke
yang Andi cintai adalah putri yang selalu tersenyum dan riang dalam keada-
an apapun! “ Ujar Andi.
~Pak Iyus :
Sangat setia pada keluarga Keke.Baik penyabar, perhatian terhadap Keke.
Hal ini dapat dilihat Dari bacaan Hal 113 :
“Kamu tenang aja, Ke…. Nggak usah khawatir.Ada ayah,ada kak
Chika,ada kak Kiki dan ada pak Iyus yang nemenin kamu kemana aja.
Pokoknya kamu tenang aja…. Mendingan kita lanjutkan Makan kita
ini, oke?” Ujar pak Iyus sambil mengajakku bercanda.
~Sahabat-Sahabat Keke. (Fadha,Maya,Shifa,Ida,Andhini)
Baik, setia menemani Keke Disaat-saat terakhir Keke baik, setia
Kawan.
Hal ini dapat dilihat dari Bacaan Hal 99 :
Hal ini dapat dilihat dari Bacaan Hal 99 :
“Hal pertama yang kulakukan ketika aku kembali ke bangku
sekolahku, yaitu..
Novel 2
Sang Pemimpi
Unsur Intrinsik
·
Tema
Tema yang tersirat
dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain
adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi
atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan
per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan.
adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi
atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan
per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan.
·
Latar
Dalam novel ini
disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai
Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop,
di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan
malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak
remaja yang diselimuti impian-impian.
Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop,
di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan
malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak
remaja yang diselimuti impian-impian.
·
Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati,
optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
Arai : pintar, penuh
inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron : polos, gagap
bicara, baik, sangat antusias padakuda
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam,
sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak Cik
Basman, Taikong
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
·
Alur
Dalam novel ini
menggunakan alur gabungan (alur maju dan
mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai
kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai
kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
·
Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel
ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan
kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada
unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya
mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik
tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis
bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan
menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak
mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca
tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang
ada dalam novel Sang Pemimpi.
kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada
unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya
mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik
tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis
bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan
menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak
mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca
tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang
ada dalam novel Sang Pemimpi.
·
Amanat
Amanat yang
disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah
jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap
subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam
hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel
ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia
yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala
keterbatasan.
jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap
subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam
hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel
ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia
yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala
keterbatasan.
·
Sudut Pandang
Sudut pandang novel
ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana
penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
Kuletakkan tanganku dan kusentuh dengan jariku.Rasa lembut meja
coklat
Ini nyaris telah kulupakan. Fadha dan Sahabat-sahabatku hanya
tersenyum
Padaku sambil berkata……
“Welcome back,Keke..!!” Ujar Mereka..”
~Bibi :
Seorang Pembantu rumah tangga yang baik dan perhatian kepada Keke.
Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 13-14 :
Ayah sudah menunggu di mobil bersama supirnya. Aku berlari menuju
bangku belakang.Lalu ayah berkata padaku,
“Lama banget sih… Katanya mau latihan dulu sebelum upacara pagi ini! “
“Aduh ayah.. Maaf, tadi kesiangan sedikit.. “
Lalu Bibi memberikan roti kepada ayah untuk diberikan padaku
“Ini, makan roti yang sudah disiapkan Bibi!”
~Kak Kiki :
Suka Bercanda dan sedikit jahil kepada Keke.Hal ini dapat dilihat dari
Bacaan Hal 29:
“Kak Kiki tidak percaya begitu saja.Saat aku lengah, dia langsung mencopot
Kacamata hitamku. Akhirnya semua pun tau. Benar saja dugaanku!! Tawa
Kakakku meledak dan ia terlihat senang melihat wajahku. Untungnya ayah
Langsung melotot ke arah kakakku dan kak Kiki pun terdiam. Ayah mem-
perhatikan keadaan mataku. Ia sedikit panik melihat aku bisa tertular pe-
nyakit mata karena sejak kecil aku terbilang jarang sakit.”
~Angel :
Sombong,norak,dan suka mengejek sesama temannya.Hal ini dapat dilihat
Dari bacaan Hal 33 :
Sebelum pertandingan,Angel sempat mendatangi timku.
“Aduh, kayaknya kalau memang dengan keadaan musuh yang sakit nggak
Enak juga ya? Tapi apa boleh buat.. Kita terpaksa harus menang dengan
Keadaan kayak gini!”
Fadha langsung bangkit. Aku menarik tangannya untuk tidak melayani
Ejekan Angel.
“Oops. Awas ada yang mau nubruk. Sebaiknya simpan aja tenaganya buat
“Oops. Awas ada yang mau nubruk. Sebaiknya simpan aja tenaganya buat
Ngalahin kita.. Daa… “Ucap Angel sambil meninggalkan kami”.
~dr.Adi Kusuma :
Seorang Dokter yang pertama merawat Keke ketika Keke sakit.dr.Adi sangat
Baik merawat Keke.Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 35-36 :
“Jadi, Keke kenapa dok? Kok sakit mata sampe mimisan gitu?”
“Hmm.. Sampai sejauh ini sih saya kira Sinus. Tapi belum tau juga kalau
belum di Ronsen. Sekarang saya tulis resep aja. Kalau bisa sih Keke jangan
sekolah dulu selama proses pengobatan..”
“Iya..” Jawabku singkat.
“Obat ini diminum dulu secara teratur selama 5 hari. Bila tidak ada peru-
bahan, saya akan buat surat pegantar ke dokter THT (Telinga Hidung Teng-
gorokan).”Ujar dokter Adi Kusuma.
~Prof.Mukhlis :
Seorang Profesor yang ahli dalam bidang kanker.Prof Mukhlis sangat berju-
Seorang Profesor yang ahli dalam bidang kanker.Prof Mukhlis sangat berju-
ang dalam mengatasi penyakit kanker Keke.Hal ini dapat dilihat dari bacaan
Hal 115 :
“Kita coba lakukan hal yang sama, yaitu dengan proses kemoterapi satu
Seri lagi,dilanjutkan dengan Radioterapi dengan disinar. Jika ini belum ber-
Hasil maka akan saya diskusikan dengan teman-teman saya di Universitas
Indonesia. Kita bedoa saja, semoga cara ini berhasil.” Kalimat pesimis dari
Prof Mukhlis.
• Latar/setting : ~ Latar tempat kejadian dalam
cerita ini adalah di Kota Jakarta.
Tepatnya di
kawasan Green Garden-Jakarta menuju ke
Pedagang Kaki lima.
~ Latar waktu kejadian dalam
novel tersebut adalah malam
Hari
~ Suasana Kejadian dalam novel
tersebut adalah Menyenangkan
Ketiga latar dalam kutipan novel tersebut terungkap dalam cerita pada Ba-
caan Hal 111. “ . . .Ayah pun mangajak kami makan malam diluar sambil
menikmati udara malam Kota Jakarta, karena hari ini menu makan malam
kami tidak tersedia. Sejenak kami menikmati sea food di kaki lima yang
enak di kawasan Green Garden.Aku senang kami bisa tertawa bersama-
sama dan aku berhasil melenyapkan rasa gundah dihati ayah dan kakak-
kakakku.”
• Alur/plot : Dari kutipan novel “Surat Kecil Untuk Tuhan”
memiliki alur yang
Bersifat maju.Jalinan cerita disusun berdasarkan urutan waktu-
yang berjalan ke depan.Bukan berbalik ke masa lalu/lampau.
1.Tahap perkenalan/Penyituasian :
Tahap ini dapat dilihat dari bacaan Hal 5 :
Hai sobat,,kenalkan. Namaku Gita Sesa Wanda Cantika.terlalu
panjang ya..
Ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ke-tiga dari tiga
Bersaudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki,namanya juga dipersingkat
Saja.Panggil mereka Chiko yang tampan dan Kiki yang manis.Hehehe….
Jadi diantara keluarga ku, aku adalah anak perempuan satu-satunya.
Chika adalah kakak tertuaku.Dia lebih tua 8 tahun dari aku. Saat ini selain
kuliah, dia juga bekerja di salah satu Free Magazine di Jakarta. Tentu saja
dia adalah kakak kebanggaanku karena ia dapat membagi waktu antara
kuliah dan bekerja tanpa merepotkan orangtua kami.
2.Tahap permunculan konflik :
Tahap ini dapat dilihat dari bacaan hal 28 :
Setelah kakakku sembuh, sepertinya ada yang aneh ketika aku ter-
bangun di pagi hari. Aku merasa mataku terasa perih .
aku segera melihat di cermin di lemari kamar. Astaga!! Mataku memerah.
Apa yang aku takutkan benar-benar terjadi! Aku tertular penyakit mata
Dari kakak. Aku memang sudah berpikir akan menerima penyakit ini karena
Karma meledek kak kiki. Kalau sudah begini aku hanya bisa pasrah. Mung-
kin aku dikutuk kakak karena ejekan saat itu. Untuk menghindari keadaan
memalukan, aku sengaja memakai kacamata hitam saat hendak makan
pagi.Rasanya malu sekali untuk makan pagi bersama bila kakakku melihat
wajahku ini.
3.Tahap peningkatan konflik :
Tahap ini dapat dilihat dari bacaan Hal 34 (Ketika keke
sedang bermain
Volly) :
Saat sebuah bola melayang di depanku, Fadha berteriak padaku
Untuk mengoper bola padanya, tapi kepalaku merasa sedikit pusing
se-
hingga akhirnya gagal.
Mataku berkunang-kunang. Tiba-tiba Maya mendekati aku sambil
berkata,
“Ke,, hidung loe mimisan..”
“Apa? “
Aku menyadari seluruh kaos olahragaku tersiram tetesan darah.
Per-
tandingan langsung dihentikan. Aku terkejut tak menyadari
hidungku
mulai mengeluarkan darah segar. Dan aku mulai merasa tambah
sulit ber-
nafas sehingga harus menggunakan mulutku sebagai bantuan.
4.Tahap Klimasi :
Tahap ini dapat dilihat dari bacaan Hal 39
(Ketika keke sedang diperiksa
Oleh Prof. Lukman)
Aku hanya melihat ayah masih sempat bercanda denganku walau
aku tau kami sendiri bingung dengan permintaan Prof. Lukman
padaku.
Aku duduk dikursi yang ada didepan ruangan. Suara di dalam
ruangan tidak
Terdengar sehingga keadaan menjadi sunyi. Prof. Lukman mulai
menghela
Nafas untuk memulai pembicaraan dengan ayah sambil memperhatikan
Hasil copy scenen kepalaku.
“Pak Jody..”Panggil Prof. lukman pada ayahku.
“Iya, Prof.Bagaimana hasil diagnosa copy scenen-nya?” Tanya Ayah.
“ Hmm… Mohon Bapak kuat mendengar semua ini! “ Jelas Prof.
Lukman
Yang mulai membuat ayah sedikit bingung.
“Ada apa dengan putri saya, Prof?” Tanya ayah.
“ Hasil diagnose saya menunjukkan secara positif putri bapak
terinfeksi
Penyakit Rabdomiosarkoma. “
“ Hah??? Rabdo…. “ Ujar ayah kesulitan mengulang kata-kata
yang baru
Didengarnya.
“Ya,Rabdomiosarkoma … Penyakit ini secara luas dikatakan tergolong
Kanker.”
“Astaga…. Kanker?? “ Ayah terkejut.
“Benar, putri bapak positif positif terinfeksi penyakit Rabdomiosarkoma
atau dalam bahasa lokalnya kanker jaringan lunak!”
5.Tahap Penyelesaian :
Tahap ini dapat dilihat dari bacaan Hal 79-80
(saat penyembuhan melalui
Tahap Kemoterapi) Pecakapan Ayah & Prof
Mukhlis.:
“Prof., adakah cara lain untuk putri saya? Sebab Keke adalah
putri saya
Satu-satunya yang saya miliki. Saya tidak sanggup melihat dia
kelak me-
natap masa depan tanpa wajah yang sempurna! “ Ujar Ayah
menangis.
“Saya mengerti pak,, Saya mengerti! Tapi walaupun ada cara lain
saya
Tidak yakin ini bisa berhasil.!”
Ayah bangkit dan seperti terjadi harapan mendengar kalimat itu.
“Apapun caranya selain operasi, Saya rela Prof. Saya tidak ingin
terjadi
Hal yang buruk akibat operasi ini dan menjadikan masa depan
putri saya
Sebagai taruhan!!” Jelas ayah.
Prof Mukhlis hanya diam sejenak dan mulai bicara pilihan lain.
“Kemoterapi… Mungkin cara ini bisa membuat Keke sembuh tapi saya
tidak
Menjamin sama sekal. Saya akan berusaha agar cara ini berhasil!
“
“Apa itu Kemoterapi? “ Tanya ayah.
“Kemoterapi sejenis pemberian obat-obat tertentu melalui darah
yang bisa
Membunuh pertumbuhan sel kanker. Obat ini adalah obat keras.
Pada
Kasus putri anda karena masih terlalu kecil, saya hanya takut
adanya pe-
nolakan dalam tubuhnya! “
• Gaya bahasa :
Gaya bahasa bentuk ungkapan :
Hal ini dapat dilihat dari bacaan hal 83 :
→ Aku merasa bagaikan makhluk asing yang tiba di Bumi. Ditempatkan
Di sebuah ruang kosong.
• Sudut Pandang : → Sebagai Orang Pertama yang menceritakan
tentang dirinya
Sendiri.
Bukti dapat dilihat dari bacaan Hal 5 :
Hai sobat,,kenalkan. Namaku Gita Sesa Wanda Cantika.terlalu panjang ya..
Ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ke-tiga dari tiga
Bersaudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki,namanya juga dipersingkat
Saja.Panggil mereka Chiko yang tampan dan Kiki yang manis.Hehehe….
Jadi diantara keluarga ku, aku adalah anak perempuan satu-satunya.
• Amanat/pesan :
`Jangan mudah menyerah menjalani hidup ini, meskipun harus menderita
Penyakit kanker (Kanker Rabdomiosarkoma)
Bukti → Hal 64 : “…Ayah..Keke udah cukup sabar.Tapi
Keke sudah tidak sanggup
Lagi…!! Keke ingin menyerah dan lebih baik
Keke mati saja..!!”
Langganan:
Postingan (Atom)